Bagiku tak ada cinta yang tulus setulus kasih sayang
orangtua, begitupun yang aku dapatkan dari mereka.. sahabat sekaligus teman
bermain setiap hari selama 7 jam kami selalu berbincang, menghabiskan waktu.
Sukarnya tugas pun selalu kami lewati bersama dengan rasa kesal, bosan,
gembira. Jatuh bangun kami rasakan bersama. Tak ada yang bisa menggantikan sosok
seperti mereka, karena hanya merekalah yang mempunyai sifat dan ciri khas
seperti itu.
Menahan amarah rasanya kami sudah hafal betul dengan kondisi
seperti itu. Tak sampai berhari-hari karena dengan mengingat kenangan bersama
pun sudah cukup bagi kami untuk menghapus rasa amarah di hati. Candaan yang
selalu menghibur, suara ramai yang membuat suasana menjadi gaduh terkadang
menjengkelkan namun ternyata juga menggoreskan percikan rindu akan hangatnya
kebersamaan.
Di sini kami mendapatkan rasa kepedulian, semangat,
kekompakkan, perasaan haru, mengingat tak semua dari kami berada dalam keluarga
yang ideal. Namun semua itu tak pernah membuat kami mundur atau tak bersemangat,
karena yang ku lihat mereka selalu tersenyum bahagia seakan tak ada yang
terjadi pada kondisi pribadinya masing-masing.
Ya merekalah yang telah memberiku arti percaya diri,
kekompakkan, rasa kepercayaan, rasa peduli, saling bahu-membahu di sini aku
telah menemukannya. Berteman itu memang tak selalu menyenangkan, ada kalanya
susah ada kalanya sedih. Namun tak ada salahnya bila kita tetap menjaga
kesetiaan dan kepercayaan seorang teman. Karena ketulusan menerima seseorang
terletak pabila dalam kondisi genting.
Tak apa, sejengkel-jengkelnya teman pasti ia memiliki hati
yang benar-benar tulus untukmu. Kalau sudah sayang apapun akan terasa sama,
walaupun ia menjengkelkan tapi kalau sudah klop ya jalan saja terus. Begitu lah
kira-kira gambarannya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar